Kegiatan SBR ( Sehari Bersama ROHIS ) SMKN 1 PURBALINGGA

8/20/2016 0 Comments A+ a-

 Assalamu’alaikum warahmatullohi wabbarokatuh.    


Hallo ! akhi-ukhti bagaimana kabarmu?  Semoga baik-baik saja. Pada kesempatan kali ini kami akan menyampaikan beberapa informasi mengenai salah satu kegiatan ROHIS. Untuk pembukaan artikel kami, kami akan menyampaikan sedikit informasi tentang SBR di SMKN 1 PURBALINGGA. Kalo mau tahu, yuk baca informasi berikut ini, semoga bermanfaat. Yuk langsung saja.
SBR ( Sehari Bersama Rohis ) adalah sebuah kegiatan wajib dari ekstrakurikuler ROHIS yang diadakan untuk seluruh siswa kelas 10 SMKN 1 PURBALINGA . kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan ekstrakurikuler ROHIS kepada siswa kelas 10. Kegiatan ini biasanya diadakan pada awal tahun ajaran baru. Selain memeperkenalkan ROHIS kepada kelas 10 dalam kegiatan ini biasanya diisi dengan pengajian. Di tahun ajaran ini SBR diadakan pada tanggal 14 Agustus 2016, Kegiatan ini dimulai dari pembukaan, perkenalan ROHIS sampai dengan pengajian. Kegiatan ROHIS di buka dengan penampilan dari grup hadroh ROHIS SMKN 1 PURBALINGGA, kemudian di lanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, setelah itu sambutan oleh ketua panitia SBR dan pembina ROHIS yaitu pak Nur salim. S.pdI, kemudian dilanjutkan dengan pengenalan ekstrakurikuler ROHIS. Dilanjutkan dengan perkenalan pengurus ROHIS SMKN 1 PURBALINGGA. Setelah itu diisi pengajian oleh mas Rizka Burhani dari Pondok Pesantren Ar rohman Kalikabong, Kalimanah, Purbalingga dan oleh pembina ekskul ROHIS. Kemudian dilanjutkan isoma.  setelah isoma di isi materi oleh bapak ibu guru di setiap kelas yang telah ditentukan. Para peserta masuk ke aula untuk mengikuti kegiatan selanjutnya yaitu bongkar-bongkar kenangan yang diisi oleh alumus rohis. Salah satunya adalah mba latifah dan kakak kelas 12. Dan di sela sela kegiatan, di isi hadroh oleh peserta SBR yang bisa memainkan alat hadroh. Kemudian acara ditutup pada pukul 03.30 WIB. Alhamdulillah, peserta SBR kali ini sangat antusias dan dapat mengikuti dengan tertib. Sekian dan terima kasih, tunggu informasi di artikel berikutnya.

  Documentasi Kegiatan
Pembukaan Acara Oleh Ketua Panitia
Penampilan grup hadroh ROHIS SMKN 1 PBG

Peserta SBR saat sedang di aula

Pembacaan ayat suci Al-Quran
Materi oleh mas Rizka Burhani

Materi oleh pak Nur salim S.PdI


Pengenalan Alumnus ROHIS kelas 12

Pengenalan Alumnus ROHIS tahun angkatan 2014

Bongkar Kenangan Oleh mba Latifah
 

Salam ABIA ( aku bangga islam agamaku ) !!!
wassalamu'alaikum warahmatullohi wabbarokatuh.

Sejarah perjuangan dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah

6/03/2016 5 Comments A+ a-

smearohis 
Assalamu'alaikum wr wb.

pada postingan kali ini saya akan menjelaskan tentang sejarah dakwah rasulullah saw periode Madinah, yap bicara tentang dakwah kita tidak lepas dari peranan nabi muhammad saw, beliau adalah salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam penyebaran dakwah islam.sebagai umat muslim yang baik, sudah sepatutnya kita mengetahui sejarah dakwah tersebut, syukur-syukur kita bisa menerapkan sifat baik para tokoh penyebaran islam dahulu.
 
Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriah sampai dengan wafatnya Rasulullah SAW, tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijriah.

1. Hijrah, Titik Awal Dakwah Rasulullah saw. 

di Madinah Wafatnya istri tercinta Siti Khadijah dan Pamannya Abu Talib, yang selalu menjadi pembela utama dari ancaman para kafir Quraisy, beban Rasulullah saw. dalam berdakwah menyebarkan ajaran Islam makin berat. Di sisi lain, kesediaan penduduk Madinah (Ya¡rib) memikul tanggung jawab bagi keselamatan Rasulullah saw. merupakan tanda yang jelas bagi kelanjutan dakwah Rasululllah. Beberapa faktor yang mendorong Rasulullah saw. hijrah ke Madinah antara lain seperti berikut ;
 
A. Pada tahun 621 M, telah datang 13 orang penduduk Madinah menemui Rasulullah saw. di Bukit Aqaba. Mereka berikrar memeluk agama Islam. 

B. Pada tahun berikutnya, 622 M datang lagi sebanyak 73 orang dari Madinah ke Mekah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj yang pada awalnya mereka datang untuk melakukan ibadah haji, tetapi kemudian menjumpai Rasulullah saw. dan mengajak beliau agar hijrah ke Madinah. Mereka berjanji akan membela dan mempertahankan Rasulullah saw. dan pengikutnya serta melindungi keluarganya seperti mereka melindungi anak dan istri mereka. Faktor lain yang mendorong Rasulullah saw. untuk hijrah dari Kota Mekah adalah pemboikotan yang dilakukan oleh kafir Quraisy kepada Rasulullah saw. dan para pengikutnya (Bani Hasyim dan Bani Mu¯allib). Pemboikotan yang dilakukan oleh para kafir Quraisy di antaranya adalah seperti berikut ;
a. Melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Muhammad saw. 
b. Tidak seorang pun berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang muslim. 
c. Melarang keras bergaul dengan kaum muslim. d. Musuh Muhammad saw. harus didukung dalam keadaan bagaimana pun.

Pemboikotan tersebut tertulis di atas kertas śahifah atau plakat yang digantungkan di dinding Ka’bah dan tidak akan dicabut sebelum Nabi Muhammad saw. menghentikan dakwahnya 

Setelah melalui pemikiran yang mendalam disertai perintah langsung dari Allah Swt. untuk berhijrah ke Madinah, disusunlah rencana Rasulullah saw. dan seluruh kaum muslim untuk hijrah ke Madinah. Peristiwa hijrah Rasulullah saw. dari Mekah ke Madinah dilakukan dengan perencanaan yang sangat matang. Kaum muslimin diperintahkan untuk terlebih dahulu menuju Madinah tanpa membawa harta benda yang selama ini menjadi milik mereka. Sementara Rasulullah saw. dan beberapa sahabat  merupakan orang terakhir yang hijrah ke Madinah. Hal itu dilakukan mengingat begitu sulitnya beliau keluar dari pantauan kaum kafir Quraisy.

Kehadiran Rasulullah saw. dan Kaum Muhajirin (sebutan bagi pengikut Rasulullah saw. yang hijrah dari Mekah ke Madinah) mendapat sambutan hangat dari penduduk Madinah (Kaum Anśar). Mereka memperlakukan Nabi Muhammad saw. dan para Muhajirin seperti saudara mereka sendiri. Mereka menyambut Rasulullah saw. dengan kaum Muhajirin dengan penuh rasa hormat selayaknya seorang tuan rumah menyambut tamunya. 

Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Hajj, 22:39 dan Al-Baqarah, 2:190, maka kemudian Rasulullah SAW dan para sahabatnya menyusun kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan orang kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi.


Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para pengikutnya itu tidaklah bertujuan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta rampasan pernag, tetapi bertujuan untuk:

Membela diri, kehormatan, dan harta.

Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang hendak menganutnya.

Untuk memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia dan Romawi.
Untuk menghadapi tekad bangsa Romawi Persia tersebut, Rasulullah SAW dan para pengikutnya tidak tinggal diam sehingga terjadi peperangan antara umat Islam dan bangsa Romawi, yaitu :

-Perang Hunain

-Perang Tabuk

-Perang Badar

-Perang Uhud

-Perang Khandaq



 Adapun stategi dakwah Rasululullah SAW. Periode Madinah, yaitu :

A. PEMBINAAN MASJID
B. MENGUKUHKAN PERSAUDARAAN

C. PEMBENTUKAN PIAGAM MADINAH

D. STRATEGI KETENTERAAN

E. HUBUNGAN LUAR

Demikian artikel yang dapat saya bagikan pada sobat-sobat musllim yang insyaalah dirahmati allah swt. aamiin

Wa'alaikumusalam wr wb


Biografi singkat Al-farakh Al-farabi

6/02/2016 0 Comments A+ a-

Assalamu'alaikum wr wb.
Pada postingan kali ini saya akan mengulas mengenai biografi singkat tokoh yang bernama Al-farakh Al-farabi, yap tokoh yang satu ini ialah salah seorang filsuf dan ilmuwan Islam asal Farab, Kazakhstan. Dan dibarat sebagai Alpharabius, Al-Farabi dikenal sebagai pemikir terkemuka pada abad pertengahan yang mana teorinya dikenal dengan : ilmu matematika, ilmu Logika, Ilmu Alam, Teologi, Ilmu Politik dan kenegaraan, Bunga rampai (Kutub Munawwa’ah). Hampir seluruh hidupnya digunakan untuk berkarya dan melahirkan ilmu-ilmu yang brilian pada saat itu. Salah satu teorinya yang paling terkenal ialah Al- Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama), dimana didalamnya membahas mengenai pencapaian kemasyuran hidup melalui dunia politik dan hubungan antara rejim yang terbaik menurut pemahaman Plato dengan hukum Islam.
Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi (870-950, Bahasa Persia: محمد فارابی ) atau Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Uzalagh al-Farabi), juga dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir adalah seorang filsuf Islam yang menjadi salah satu ilmuwan dan filsuf terbaik di zamannya. Ia berasal dari Farab, Kazakhstan. Sampai umur 50, ia tetap tinggal di Kazakhstan. Tetapi kemudian ia pergi ke Baghdad untuk menuntut ilmu di sana selama 20 tahun
Lalu ia pergi ke Alepo (Halib), Suriah untuk mengabdi kepada sang raja di sana.
Al-Farabi adalah seorang komentator filsafat Yunani yang sangat ulung di dunia Islam. Meskipun kemungkinan besar ia tidak bisa berbahasa Yunani, ia mengenal para filsuf Yunani; Plato, Aristoteles dan Plotinus dengan baik. Kontribusinya terletak di berbagai bidang seperti matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik. Al-Farabi telah menulis berbagai buku tentang sosiologi dan sebuah buku penting dalam bidang musik, Kitab al-Musiqa. Ia dapat memainkan dan telah menciptakan bebagai alat musik.

Al-Farabi muda belajar ilmu-ilmu islam dan musik di Bukhara. Setelah mendapat pendidikan awal, Al_farabi belajar logika kepada orang Kristen Nestorian yang berbahasa Suryani, yaitu Yuhanna ibn Hailan. Pada masa kekhalifahan Al-Muta'did (892-902M), Al-farabi dan Yhanna ibn Hailan pergi ke Baghdad dan Al-farabi unggul dalam ilmu logika. Al-Farabi selanjutnya banyak memberi sumbangsihnya dalam penempaan filsafat baru dalam bahasa Arab. Pada kekahlifahan Al-Muktafi (902-908M) dan awal kekhalifahan Al-Muqtadir (908-932M) Al-farabi dan Ibn Hailan meninggalkan Baghdad menuju Harran. Dari Baghdad Al-Farabi pergi ke Konstantinopel dan tinggal di sana selama dealapan tahun serta mempelajari seluruh silabus filsafat.

Al-Farabi dikenal sebagai "guru kedua" setelah Aristoteles. Dia adalah filosof islam pertama yang berupaya menghadapkan, mempertalikan dan sejauh mungkin menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik dengan islam serta berupaya membuatnya bisa dimengerti di dalam konteks agama-agama wahyu. Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama)yang membahas tetang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antara rezim yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah islam. Filsafat politik Al-Farabi, khususnya gagasannya mengenai penguasa kota utama mencerminkan rasionalisasi ajaran Imamah dalam Syi'ah.


Pemikiran tentang Asal-usul Negara dan Warga Negara

Menurut Al-Farabi manusia merupakan warga negara yang merupakan salah satu syarat terbentuknya negara. Oleh karena itu manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan orang lain, maka manusia menjalin hubungan-hubungan. Kemudian, dalam proses yang panjang, pada akhirnya terbentuklah suatu Negara. Menurut Al-Farabi, negara atau kota merupakan suatu kesatuan masyarakat yang paling mandiri dan paling mampu memenuhi kebutuhan hidup antara lain: sandang, pangan, papan, dan keamanan serta mampu mengatur ketertiban masyarakat, sehingga pencapaian kesempurnaan bagi masyarakat menjadi mudah. Negara yang warganya sudah mandiri dan bertujuan untuk mencapai kebahagiaan yang nyata , menurut al-Farabi, adalah Negara utama.
Menurutnya, warga negara merupakan unsur yang paling pokok dalam suatu negara. yang diikuti dengan segala prinsip-prinsipnyaprinsip-prinsipnya yang berarti dasar, titik awal, prinsip, ideologi, dan konsep dasar.
Keberadaan warga negara sangat penting karena warga negaralah yang menentukan sifat, corak serta jenis negara. Menurut Al-Farabi perkembangan dan/atau kualitas negara ditentukan oleh warga negaranya. Mereka juga berhak memilih seorang pemimpin negara yaitu seorang yang paling unggul dan paling sempurna di antara mereka.
Negara Utama dianalogikan seperti tubuh manusia yang sehat dan utama, karena secara alami, pengaturan organ-organ dalam tubuh manusia bersifat hierarkis dan sempurna. Ada tiga klasifikasi utama:
  • Pertama, jantung. Jantung merupakan organ pokok karena jantung adalah organ pengatur yang tidak diatur oleh organ lainnya.
  • Kedua, otak. Bagian peringkat kedua ini, selain bertugas melayani bagian peringkat pertama, juga mengatur organ-ogan bagian di bawahnya, yakni organ peringkat ketiga, seperti : hati, limpa, dan organ-organ reproduksi.
  • Organ bagian ketiga. Organ terbawah ini hanya bertugas mendukung dan melayani organ dari bagian atasnya.
Al-Farabi membagi negara ke dalam lima bentuk, yaitu:
  1. Negara Utama (Al-Madinah Al-Fadilah): negara yang dipimpin oleh para nabi dan dilanjutkan oleh para filsuf; penduduknya merasakan kebahagiaan.
  2. Negara Orang-orang Bodoh (Al-Madinah Al-Jahilah): negara yang penduduknya tidak mengenal kebahagiaan.
  3. Negara Orang-orang Fasik: negara yang penduduknya mengenal kebahagiaan, tetapi tingkah laku mereka sama dengan penduduk negara orang-orang bodoh.
  4. Negara yang Berubah-ubah (Al-Madinah Al-Mutabaddilah): pada awalnya penduduk negara ini memiliki pemikiran dan pendapat seperti penduduk negara utama, namun kemudian mengalami kerusakan.
  5. Negara Sesat (Al-Madinah Ad-dallah): negara yang dipimpin oleh orang yang menganggap dirinya mendapat wahyu dan kemudian ia menipu orang banyak dengan ucapan dan perbuatannya.

Pemikirannya Tentang Pemimpin

Dengan prinsip yang sama, seorang pemimpin negara merupakan bagian yang paling penting dan paling sempurna di dalam suatu negara. Menurut Al Farabi, pemimpin adalah seorang yang disebutnya sebagai filsuf yang berkarakter Nabi yakni orang yang mempunyai kemampuan fisik dan jiwa (rasionalitas dan spiritulitas).
Disebutkan adanya pemimpin generasi pertama (the first one – dengan segala kesempurnaannya (imam) Selanjutnya al-Farabi mengingatkan bahwa walaupun kualitas lainnya sudah terpenuhi , namun kalau kualitas seorang filsufnyatidak terpenuhi atau tidak ambil bagian dalam suatu pemerintahan, maka Negara Utama tersebut bagai “kerajaan tanpa seorang Raja”. Oleh karena itu, Negara dapat berada diambang kehancuran. dan karena sangat sulit untuk ditemukan (keberadaannya) maka generasi kedua atau generasi selanjutnya sudah cukup, yang disebut sebagai ( Ra'is ) atau pemimpin golongan kedua.
sekian dan terima kasih,sedikit saja yang dapat saya sampaikan semoga apa yang kita baca dari biografi di atas kita bisa meniru sifat baik dari nya.

Wa'alaikumusalam wr wb.